Manusia diciptakan oleh Allah sejatinya adalah untuk menjadi seorang khalifah fil Ard di muka bumi. Dalam menjalankan hal tersebut tentu saja membutuhkan usaha yang keras dari manusia. Usaha tersebut tentu dalam hal mengelola apa yang telah Allah titipkan. Usaha di zaman saat ini biasa disebut dengan berbisnis atau berwirausaha.
Dapat diketahui bahwa Nabi Muhammad pada awalnya adalah seorang pedagang atau wiraswasta. Semenjak menjadi Nabi, tentu saja pekerjaan tersebut tidak difokusi karena Nabi hanya fokus untuk dapat mengembangkan islam dan dakwah terhadapnya.Akan tetapi, Rasulullah sendiri juga menganjurkan agar seorang muslim dapat memiliki wirausaha.
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”(QS Al Jumuah : 10)
Dalam ayat di atas juga ditunjukkan bahwa setelah manusia melaksanakan shalat hendaknya mencari karunia Allah. Tentu saja mencari karunia tersebut berarti manusia harus berusaha. Karunia dan rezeki dari Allah tidaklah datang dan turun begitu saja.
Berikut adalah beberapa cara memulai usaha yang baik menurut ajaran agama Islam:
1. Meluruskan Niat yang Baik
Perlu diingat bahwa segala aktivitas yang kita lakukan tujuannya untuk ibadah dan mencapai keridhaan Allah. Begitupun dalam berwirausaha, harus meluruskan niat yang baik agar hasilnya baik pula.
Bahkan menurut salah satu potongan Hadits potongan yang menyatakan innamal ‘amalu biniyyat yang artinya sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya.
Jadi, jangan lupa untuk luruskan lagi niat baiknya untuk menjemput rezeki yang halalan thayyiban.
2. Membulatkan Tekad yang Kuat
Tekad yang kuat merupakan salah satu sifat yang paling penting untuk meraih kesuksesan dalam hidup. Dalam berwirausaha perlu membulatkan tekad yang kuat untuk bisa memulai dan bergerak.
Jika memiliki tekad yang kuat, maka akan mampu menghadapi segala rintangan. Ketika mengalami kegagalan, maka segera bangkit.
Jika melakukan kesalahan, maka segera memperbaikinya demi hasil yang baik baik.
3. Dalam Bidang yang Halal
Perlu mengetahui terlebih dahulu tentang halal haramnya suatu produk atau jasa yang akan dijual. Pastikan bidang usaha memenuhi syariat Islam.
Menjual barang cacat atau rusak hukumnya haram dan tidak diperbolehkan dalam islam. Secara tidak langsung jual beli tersebut termasuk penipuan.
Tidak hanya itu, seperti dalam menimbang barang tidak sesuai takarannya juga termasuk unsur penipuan.
4. Mengajak atau Mencari Partner Usaha dengan Visi yang Sama
Dalam berwirausaha perlu mengajak atau mencari partner usaha dengan visi yang sama. Mengapa demikian? Karena untuk mencapai kesuksesan dalam berwirausaha.
Tugas kali ini adalah mencari partner tepat. Partner yang dapat membangun usaha dengan jujur, ulet, dan tentunya menerapkan nilai-nilai keislaman.
Ingat, visi berwirausaha itu untuk ibadah. Ya, bersama partner perlu membangun usaha dengan tujuan yang baik untuk dunia maupun akhirat.
5. Menentukan Strategi yang Tepat dan Halal
Mendapatkan keuntungan merupakan buah hasil dari berwirausaha. Tapi, strategi usaha sudah tepat dan halal belum? Lakukan strategi usaha yang halal sesuai dengan syariat Islam.
Hindari strategi usaha yang menyimpang dari islam, seperti menghalalkan segala cara. Karena islam mengatur semua kegiatan manusia termasuk dalam melakukan usaha.
Islam memberikan batasan apa saja yang boleh dilakukan dan apa saja yang tidak diperbolehkan. Maka dari itu, jika mengaku beragama Islam hendaknya melakukan berwirausaha dengan berlandaskan syariat Agama Islam.
Itulah penjelasan mengenai usaha dalam islam yang bisa kamu terapkan, Perhatikan kembali alasan Anda untuk berwirausaha untuk apa. Ketahui dengan baik pula jenis-jenis usaha yang dianjurkan dalam islam. Begitu pun dengan cara yang dilakukan, pastikan harus halal dan bisa membawa berkah untuk kehidupan dunia dan akhirat. ***