Ketika sedang kesusahan atau sedang menginginkan sesuatu agar dapat berjalan dengan lancar, seseorang biasanya akan memanjatkan doa pada Sang Pencipta, Allah SWT.Memanjatkan doa kepada Allah dapat menjadi cara untuk menunjukkan keimanan dan kepercayaannya pada Sang Pencipta. Doa juga merupakan bentuk ibadah sekaligus komunikasi langsung seorang hamba kepada penciptanya.
Sebagaimana ibadah lain, Islam juga mengatur adab dan etika ketika sedang berdoa. Agar doa yang dipanjatkan dapat segera terkabul, maka seorang muslim harus memperhatikan dan menerapkan adab-adab saat berdoa.
Adab berdoa agar terkabul menurut Islam ini mencakup beberapa sikap baik yang dapat menunjukkan kesungguhan dari umat muslim atas doa yang dilakukan. Dalam hal ini, tentu Allah menyukai hambanya yang bersikap baik dan bersungguh-sungguh dalam berdoa. Allah pun meminta hambanya untuk berdoa dengan rendah hati dan suara yang lembut, seperti firman-Nya dalam Alquran surat Al A’raf ayat 55 yang berbunyi sebagai berikut:
“Ud’u rabbakum tadarru’aw wa khufyah, innahu laa yuhibbul-mu’tadiin.”
Artinya:
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
Adab berdoa sesuai ajaran Rasulullah
Sebagai panutan umat Islam, Rasulullah mengajarkan adab-adab ketika memanjatkan doa kepada Allah SWT. Berikut ini adalah beberapa adab dalam berdoa yang harus diperhatikan.
1. Berdoa dengan memuji Allah SWT.
Dari Fadhalah bin ‘Ubad Radhiyallahu anhu, ia berkata:
“Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan duduk-duduk, masuklah seorang laki-laki. Orang itu kemudian melaksanakan sholat dan berdoa: ‘Ya Allah, ampunilah (dosaku) dan berikanlah rahmat-Mu kepadaku.’ Maka, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Engkau telah tergesa-gesa, wahai orang yang tengah berdoa. Apabila engkau telah selesai melaksanakan sholat lalu engkau duduk berdoa, maka (terlebih dahulu) pujilah Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya dan bersholawatlah kepadaku, kemudian berdoalah.’ Kemudian datang orang lain, setelah melakukan sholat dia berdoa dengan terlebih dahulu mengucapkan puji-pujian dan bersholawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya, ‘Wahai orang yang tengah berdoa, berdoalah kepada Allah niscaya Allah akan mengabulkan doamu.'” (HR. at-Tirmidzi dan Abu Dawud)
Doa adalah wujud permintaan kita kepada Allah, maka dari itu ketika meminta sesuatu kepada Allah, sebaiknya dimulai dengan kalimat-kalimat pujian kepada Allah. Seperti misal diawali dengan kalimat, “Ya Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
2. Berdoa di waktu mustajab.
Supaya doa lekas dikabulkan oleh Allah, seorang muslim dapat memperhatikan waktu-waktu yang mustajab untuk memanjatkan sebuah doa. Waktu yang mustajab untuk berdoa yakni seperti di hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jumat, sepertiga terakhir dalam setiap malam, dan waktu sahur.
Sebagaimana dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda:
“Allah turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan, siapa yang meminta, akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampunan pasti Aku ampuni’.” (HR. Muslim)
3. Berdoa dengan menghadap ke arah kiblat.
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di Padang Arafah, beliau menghadap kiblat, dan beliau terus berdoa sampai matahari terbenam. (HR. Muslim)
Dari Salman radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Tuhan kalian itu Malu dan Maha Memberi. Dia malu kepada hamba-Nya ketika mereka mengangkat tangan kepada-Nya kemudian hambanya kembali dengan tangan kosong (tidak dikabulkan).” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi dan beliau hasankan)
Seperti dalam hadist tersebut, saat berdoa sebaiknya kita menghadap ke arah kiblat dengan mengangkat kedua tangan, dan mengusap wajah sesudah berdoa seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah.
4. Melemah lembutkan suara ketika berdoa.
Seperti dalam surat Al A’raf ayat 55, Allah meminta hamba-Nya untuk memanjatkan doa dengan lembut atau dengan mengatur volume suara agar tidak terlalu keras tetapi juga tidak terlalu rendah. Hal ini juga terdapat dalam surat Al Isra ayat 110 yang berbunyi sebagai berikut:
“Qulid’ullaaha awid’ur-rahmaan, ayyam maa tad’u fa lahul-asmaa`ul-husnaa, wa laa taj-har bisalaatika wa laa tukhaafit bihaa wabtagi baina zaalika sabiilaa.”
Artinya:
“Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.”
5. Berdoa dengan penuh harap.
Dalam surat Al Anbiya ayat 90, Allah berfirman:
“Fastajabnaa lahi wa wahabnaa lahu yahyaa wa aslahnaa lahu zaujah, innahum kaanu yusaari’una fil-khairaati wa yad’unanaa ragabaw wa rahabaa, wa kaanu lanaa khaasyi’iin.”
Artinya:
“Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.”
Dalam surat tersebut, Allah menyukai hamba-Nya yang berdoa dengan penuh harapan dan rasa takut akan dosa-dosa yang mereka miliki sehingga dapat menghalangi terkabulnya suatu doa.
6. Penuh keyakinan.
Selain berdoa dengan penuh harap dan rasa takut, ketika memanjatkan sebuah doa kita juga harus yakin bahwa Allah pasti akan mengabulkan doa kita di waktu yang tepat dan Allah mampu mengabulkan segala doa yang kita panjatkan. Dalam surat Al Baqarah ayat 186, Allah berfirman:
“Wa izaa sa`alaka ‘ibaadii ‘annii fa innii qariib, ujiibu da’watad-daa’i izaa da’aani falyastajiibu lii walyu’minu bii la’allahum yarsyudun.”
Artinya:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
7. Penuh kesungguhan.
Selain dengan keyakinan, Allah juga menyukai seorang hamba yang memanjatkan doa dengan penuh kesungguhan. Meski doanya tak selalu cepat dikabulkan, ia tetap bersungguh-sungguh dalam meminta. Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, bahwasanya ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Apabila salah seorang di antara kalian berdoa maka hendaklah ia bersungguh-sungguh dalam permohonannya kepada Allah dan janganlah ia berkata, ‘Ya Allah, apabila Engkau sudi, maka kabulkanlah doaku ini,’ karena sesungguhnya tidak ada yang memaksa Allah.”
8. Terus menerus berdoa.
Ketika suatu doa belum dikabulkan oleh Allah, seorang muslim hendaknya terus menerus mengulang doanya sampai doa tersebut dikabulkan oleh Allah.
9. Jauhi harta dan makanan haram.
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyib (baik). Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya, ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan’. Dan Allah juga berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu’. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa, ‘Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku’. Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan mengabulkan doanya?” (HR. Muslim)
Adapun sesuatu yang dapat menghalangi terkabulkannya suatu doa yakni karena seseorang memiliki harta atau makanan yang haram. Maka supaya doa lekas dikabulkan, jauhilah semua perkara yang haram dan tidak disukai oleh Allah SWT.
10. Bertobat.
Jika seseorang memiliki harta atau makanan, dan telah melakukan perbuatan keji, maka diwajibkan untuk bertaubat dan menyesali segala perbuatannya agar doa-doa yang ia panjatkan dapat lebih mudah dikabulkan oleh Allah.
“Pasal kesepuluh, ini pasal terpenting dan cukup mendasar dalam pengabulan doa, yaitu tobat, mengembalikan benda-benda kepada mereka yang teraniaya, dan “menghadap” Allah SWT.” (Lihat An-Nawawi, Al-Adzkar Al-Adzkarul Muntakhabah min Kalami Sayyidil Abrar, Kairo, Darul Hadits, 2003 M/1424 H, halaman 372)
***